Menjemput angan
Lirih angin berbisik
membuat daun jatuh bergemercik
betapa manusia kian fasik
membuat bumi seakan terusik
jauh dari muara merayap
berusaha mencapai hulu tempat hinggap
hingga ternyata ku terbangun ditengah lelap
sayap dicekat saat berdentang sirene halilintar
dibawah penyangga langit bisu
geliat hujan turu menderu
air mata pun menjatuhi selimut qalbu
teringat setitik hina dan seluas pandangan dosa
terkeruk pasrah sucika diri
letihku menusuk meyayat perih
menapaki malam bergulir sepi
di tepi kesedihanku yang menyebar
diatas hamparan munajat ini
kumohon kepada Robi agar mendengar permintaan hati
kini bebas melempar amin pada setiap munajat hati
amin sebagai pelulus do’a yang tertumpuk usang
menunggu kebahagiaan menjemput angan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar