Senin, 15 Desember 2014

Hipotesa subjektif terhadap nilai

Bitch please! Maaf gaes, hari ni numpang emosi dulu. Aku mau curhat yaa...
Senin (15/12) aku baru masuk pertama pemadatan nih, karna kemarin terhalang oleh segudang alibi,hehehe
Jujur aku gasuka yang namanya dipaksa dan bersifaf terlalu teratur. Ya mau gimana lagi, kadang aku berfikir... kenapa roda hidup manusia terutama murid itu cenderung gaada variasi. Misalnya kalo jadi murid, ya cuma sekedar murid. Nurut apa yang ditulisin dalam aturan dan ngerjain apa yg diperintahkan. So helloww... Kapan kita bisa berkehendak? Bukan maksud hati ingin ingkar dengan apa yang di tetapkan yaaa. tapi kenapa sih harus sesuai alur? Aku cuma pengen aja hidup dengan menikmati apa yang aku kehendaki. Kalo gabisa mengikuti yauda, barangkali bisa dimaklumi. Jadi aku tu pengen aja sekali kali ga melulu ikut koridor...tapi ini dalam persoalan muamalah hlo ya. Ya misalnya guru mewajibkan remidi dan menekankan murid untuk bisa materi ini. Nah aku sulitnya disitu, tiap seorang kan punya bidang masing-masing. Aku cuma pengen aja kaya Bill Gates misalnya, ato sapa gitu yang dia itu berani ambil resiko keluar dari koridornya dan membuat inovasi baru yang mempekerjakan para ilmuan yang dulunya jauh lebih pintar darinya. "Ya gak gitu... Nilai kita penting untuk kelulusan sal" balas temanku dengan nada diplomatis. Ya emang nilai itu penting. tapi kalo sekedar cari nilai aja gampang. Bukanya tujuan belajar itu untuk memperbaiki sisi kehidupan kita ya? Toh apa kita semua ini dalam mencari nilai baik, bisa pure ato murni dengan cara yang baik pula? Apa gunanya nilai baik kalo itu cuma kemunafikan. Kita dapet nilai bagus karena hasil nyontek misalnya... apa yang bisa kita banggain? Walopun penilaian masyarakat umum nyontek adalah hal wajar seorang murid. Aku sendiri pun juga gak asing dengan perbuatan seperti itu. Entah kenapa dari yang dulunya anti berubah jadi ahli. Ya kaya gitu tu akibat dari didikan yang dominanya maju untuk menjadi yang terbaik. Terbaik tapi bukan dari cara yang baik. Hadu..setiap aku gagal ujian mungkin ada rasa sesal, tapi aku yakin sesal ini ga akan tak rasa ampe lama. Tapi kenapa banyak yang nggugat presepsi, semua uda jelas kan kalo sekedar nilai aja gak begitu berpengaruh dengan semuanya. Dan bukankah nilai itu adalah sesuatu yang dianggap baik? Padahal tingkat standar penilaian baik manusia bisa berbeda-beda. Duh runyam... tolong aku! Aku cuma ingin menikmati hidupku dimana aku dengan senang hati menjalani apa yang terjadi. Tolooong....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar